Senin, 23 September 2013

Jerami



Jerami padi
Abu sekam padi
Air kapur sirih
Bedeng-bedeng atap dari daun kelapa
Sebidang tanah yang dekat perairan


pembibitan :
1. cari jamur payung di peranian bibit jamur merang
2. iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
3. aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari
4. setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal.

cara :
1. Jerami padi, abu sekam, sekam padi dicampur air kapur yang banyak diaduk-aduk merata, dikomposkan dulu 3-4 hari hingga membusuk.
2. Buatlah bedengan jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapis diatas tanah ukuran 5 X 1 meter, beri alas batu bata/ batu kali tinggi 20 cm
3. Selang 2 lapis susunan merang jerami taburlah sekam segar, abu sekam di atas permukaan, siramlah 1 kaleng minyak tanah di atas permukaan.
4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipis-tipis saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.

Perawatan dan Panen
1. Bedengan disiram air bersih 1 minggu pagi dan sore. setelah itu selang 2 hari sekali diatur suhunya supaya konstan (bila kurang air disiram lagi/ bila lebih maka katup jendela dibuka)
2. Setelah 20 hari, jamur-jamur sudah tumbuh dan siap dipanen. Panen dapat dilakukan terus menerus sampai 3 bulan hanya membutuhkan pembbibitan baru lagi.
Jamur merang banyak dicari pengepul
Banyak cara bisa dilakukan guna menambah isi kocek dalam kondisi perekonomian yang sedang sulit seperti sekarang ini.
Salah satu pilihan bijak adalah dengan menjadi seorang pengusaha seperti yang dilakukan Siswanto, 33, warga RT 1/X Desa Jambukulon Kecamatan Ceper, Klaten. Sejak delapan bulan terakhir lajang yang berencana melangsungkan pernikahan tahun ini itu menekuni usaha budidaya jamur merang.
Mempertaruhkan modal Rp 2 juta, kini jamur merang produksi Siswanto telah jadi buruan pengepul. Untuk satu kali masa panen —setiap kurang lebih 40 hari sekali, laki-laki yang memperoleh ilmu budidaya jamur merang dari Sleman Yogyakarta ini bisa mengantongi uang Rp 1,8 juta.
Siswanto yang ditemui Espos di sela-sela kesibukannya di lokasi budidaya jamur merang, Rabu (29/4) siang, meyakini, apabila usahanya itu dikelola secara serius maka bisa diandalkan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain modal usaha relatif terjangkau, teknis budidayanya pun bisa dipelajari dengan mudah.
Untuk budi daya jamur itu, mula-mula Siswanto menyediakan jerami sebagai media persemaian jamur. Untuk membuat jerami berubah menjadi media tumbuh yang bagus bagi jamur, jerami harus dibusukkan terlebih dulu.
”Tapi tidak sembarangan busuk. Guna proses pembusukan digunakan kombinasi bahan kapur, katul serta air. Selama belasan hari, jerami disiram air dan ditaburi kapur dan katul lalu ditutup dengan plastik,” ungkapnya sembari tersenyum.
Jerami yang telah busuk lalu ditatanya pada rak bambu. Rak berisi jerami busuk itu lalu ditutupnya menggunakan plastik khusus guna menjaga kelembaban. Siswanto lalu mulai melaksanakan pemanggangan menggunakan oven khusus dari bahan drum bekas.
”Pemanggangan ini menggunakan uap panas air yang dimasak dalam dua drum. Uap air yang mendidih disalurkan dalam ruang khusus jerami yang telah ditutup dengan plastik.”
Siswanto melanjutkan, proses tersebut berlangsung sekitar delapan jam. Setelah itu, jerami bisa langsung ditanami atau disebar benih jamur merang. Sejak penyebaran benih jamur hingga memasuki masa panen hanya memakan waktu sekitar 10 hari.
”Setelah benih tumbuh merupakan masa kritis, suhu dalam ruang plastik tersebut mesti benar-benar dijaga agar cocok. Setelah 10 hari bisa dipanen dan penjualannya relatif gampang karena banyak yang cari.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar